Membayangkan Jokpin Kayang

Kemarin bersama pak Jokpin dan bu Emma mengisi seminar kebahasaan di Undip dalam rangka perayaan bulan bahasa.

agus mulyadi joko pinurbo







Di tengah acara, kami dihibur perform pembacaan puisi oleh mahasiswa yang dibacakan sambil kayang dan mbrangkang ala-ala akrobat sirkus.

Saya pikir, Jokpin bakal ikut membaca puisi sambil kayang dan mbrangkang juga, ternyata tidak.

Di mobil, saya iseng tanya, "Pak Joko, kok tadi njenengan nggak ikut baca puisi sambil kayang?"

Belio menjawab, "Dari dulu jaman sekolah, nilai penjaskesku itu selalu bagus, semua gerakan aku bisa, kecuali satu, kayang."

Saya pengin jawab "Tapi nek mbrangkang lak bisa tho, pak?" tapi saya urungkan. Saya terlalu geli untuk membayangkannya.
Share: